Sabtu, 28 Mei 2011

TOKOH-TOKOH BANJARNEGARA EGUN DI GEMBOK




Pilkada Banjarnegara yang akan diselenggarakan pada tahun 2011 masih mengandung sejuta pertanyaan bagi segenap masyarakat disana, apakah para Calon tersebut sudah bisa dikatakan layak untuk menjadi bakal Bupati Banjarnegara...

masyarakatpun masih berpikir, sebenarnya apa sih syarat untuk menjadi calon Bupati? jika ditelusur dari latar belakang pendidikan, kemampuan retorika,sehat jasmani rohani,kemampuan tingkat materialis memadai, maupun pencitraan semata, masyarakat akan merasa dibohongi dengan semua itu.kewartaan mengenai kredibilitas calon selama ini jauh dari kesan sebuah DIRI dari kepemimpinan.Sebuah jati diri manusia yang mempunyai jiwa kepemimpinan untuk banjarnegara bahkan untuk bangsa Indonesia sendiri masih belum ada. Tokoh-tokoh Banjarnegara yang muncul saat ini hanya sebuah simbolik kepolitikan belaka, sedangkan yang benar-benar ingin mengubah Banjarnegara menjadi Tatanan baru masih "nylungsep". kebangunan Banjarnegara butuh suatu strategi yang berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Banjarnegara mempunyai tata letak geografis yang komplikasi, maka perlu adanya konsep kebangunan yang harus ditinjau ulang dari segi sejarah,kebudayaan/kultur, alam dan makna daerah itu sendiri bagi daerah sekitar.





Banyaknya para calo politik berkeliaran dijalan jalan sungguh menjadi pemandangan tragis di negeri ini.yang dengan kenikmatan sebentar,mereka tidak mengindahkan pengejawantahan diri. hal ini bukan suatu paradigma yang baru lagi.Rindunya masyarakat terhadap Tokoh pemimpin sejati seperti tak terbendung lagi.keraguan akan memilih calon siapa merupakan satu simbol mutlak bahwa belum adanya pemimpin yang benar-benar tertancap keDIRIan pemimpin pada masing-masing Calon Bupati. Jika kita menelisik ulang akan keDIRIan yang ada pada sosok prof. DR. Damarjati Supadjar, begitu sederhananya beliau... perawakannya agak jangkung,sedikit kurus,mata sayup,pandangan menunduk, penuh senyuman persaudaraan,selalu menyapa saat berpapasan. dengan mengendarai mobil dengan harga dibawah lima juta,alias mobil trontong,yang terkadang perlu waktu untuk di starter...namun siapa sangka bahwa beliau adalah seorang guru/penasehat bangsa,penasehat spiritual kraton jogja hadiningrat, guru besar filsafat UGM dan bangsa Indonesia ini.

Begitu kerasnya beliau berusaha mencoba untuk merevolusi konsep kebangsaan di negeri ini agar keIBUan negeri pertiwi yang kini pingsan agar bisa bangkit dan kembali menemukan perEMPUan/ yang EMPUnya tlatah ini. Desa yang Selama ini ditinggalkan sang Pemilik,benar-benar semakin mencelakakan keIBUan negeri ini. kota yang hiruk pikuk kehidupannya membuat manusia menjadi robot-robot bernyawa, sudah semakin menenggelamkan cahaya pencerahan spiritual jiwa. Dimana keIBUan itu ada?Desa lah jawaban nya. Desa harus menjadi IBUnya kota. IBUyang selalu melindungi, mengayomi,dan kinaryo lantaran gesang di tlatah Nusantara ini harus di bangkitkan lagi.bukti tidak adanya konsep inilah yang semakin menambah rasa ketidak percayaan masyarakat akan pilkada.

Kenapa tokoh-tokoh Banjarnegara masih di "gembok" ? apakah karena kalah dengan sistem Partai? kalah Uang? atau karena tidak bisa bicara? atau apa... kalian sudah tahu jawabnya.

Saatnya berbenah, jangan hanya beretorika, gunakan roso, gaweyo udeng.. ben podo mudeng. gunakan sisi keAKUan mu daripada sisi Lahirmu. lebih dekatkan...

Kunci gembok akan muncul dan terpegang bila keserasian batin kembali cerah.ketergantungan DIRI sangat berpengaruh, apakah DIRImu akan menjadi daun, akar, batang ,ranting, bunga ataukah buah. dengan menelusuri jejak sang Maestro, maka Nusantara akan segera menjadi tlatah Dumilah,penuh jayandaru dan lepas dari kaliyoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar